GuidePedia

0

BATAM – Kursi DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kepri selalu diraih oleh para politisi senior. Dari 2004-2014, nama-nama wakil rakyat di Senayan dari dapil ini mayoritas berumur lebih dari 50 tahun.

Dari puluhan Bacaleg yang resmi didaftarkan sejumlah partai, ada beberapa yang menarik perhatian, salah satunya adalah nama Andrei Simanjuntak. Kenapa Andrei menarik? Karena pria ini di belakang namanya ada marga Simanjuntak dan partai yang ia kendarai adalah PKS yang belum pernah di dapil Kepri menempatkan politisi bersuku Batak maju sebagai Caleg DPR RI.

Kedua, Andrei terlihat masih relatif muda. Setidaknya jika dibandingkan dengan para politisi lain yang mengincar kursi DPR RI. Andrei berani tampil di tengah ramainya politisi senior yang berlaga di dapil Kepri.

Raden Hari Tjahyono, Ketua DPW PKS Kepri menyebut munculnya Andrei sebagai bukti PKS adalah Indonesia mini. Kader PKS dari Aceh sampai Papua itu ada. Dari berbagai suku juga ada. Komplit.

Mengenai umur, selain sebagai penyegaran politik, juga membuktikan bahwa PKS senantiasa memiliki kader yang siap mengambil peran untuk mewujudkan harapan masyarakat.

“Ceruk milineal cukup banyak. Bang Andrei bisa maksimalkan untuk dongkrak suara PKS. Face-nya yang muda dan style-nya juga cool cocok untuk untuk mendulang suara,” ujar Raden Hari.

Andrei Simanjuntak tumbuh dari keluarga ilmu. Ayah-bundanya almamater Universitas Indonesia (UI). Bahkan ibundanya pernah menjadi pengajar di UI. Ayahnya, Marsilam Simanjuntak pernah menjadi Jaksa Agung di era Presiden Gusdur. Andrei sendiri mengenyam S1 dan S2-nya di Amerika.

Sebagai keluarga ilmu dan aktivis, ia mengaku memahami apa yang akan dilakukan pada hajatan pesta demokrasi 2019. Strategi demi strategi sudah ada di benaknya. Bahkan sebagian sudah ia ejawantahkan.

Ia tentu akan melakukan pendekatan “gaya muda”, yaitu bersentuhan langsung, juga memanfaatkan teknologi.

Bagi saya yang terpenting terus berjalan sesuai strategi yang diterapkan. Alhamdulillah sambutan masyarakat Kepri begitu antusias.

Andrei menyebutkan salah satu rumus kehidupannya adalah optimis. Ia memprediksi pemilu 2019 adalah tahun era “politik kanan”. Untuk itu ia percaya diri, PKS sebagai wadah partainya bisa mengirimkan satu wakil di DPR RI.

“Dua tahun ini eksistensi umat Islam berpolitik meningkat tajam. Insya Allah akan ada berkah buat PKS,” tambahnya.

“Islam itu merangkul,” begitu katanya. Ia pun hidup di tengah keberagaman. Ada yang muslim, ada juga yang non muslim. Namun semuanya tetap menjaga persatuan. Di sini (Kepri) saya juga punya saudara yang muslim dan non muslim. Alhamdulillah semua mendukung saya.

Indonesia terlebih Kepri jauh lebih maju dan sejahtera apabila seleluruh elemen bahu membahu menjaga persatuan.





sumber : http://sindobatam.com

Posting Komentar

 
Top