GuidePedia

0
ilustrasi
PKS Karimun - Semarang (7/4) - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih diwarnai sejumlah masalah teknis. Sejumlah persoalan terjadi pada UNBK tingkat SMK seperti pemadaman listrik, jaringan lambat hingga soal tidak muncul pada saat ujian berlangsung.

Akibat berbagai persoalan teknis tersebut, ujian terpaksa dihentikan dan para siswa akan mengikuti ujian ulang tersebut mengikuti ujian susulan.

“Kami khawatir berdampak ke psikologis, siswa yang mengikuti ujian susulan tersebut,harusnya ujian selesai Kamis kemarin, terpaksa ikut ujian susulan,” kata Karsono, anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng dalamketerangannya Jumat (7/4/2017) di Semarang.

Hasil temuan Komisi E DPRD Jateng di beberapa daerah di Jateng menyebutkan masih banyak kekacauan pelaksanaan UNBK.

“Hasil temuan kami, di Kabupaten Semarang ada masalah, naskah ujian tak bisa dibuka,kemudian di daerah lain, seperti di Batang, Blora, Sragen, bahkan di Jepara menyebutkan bahwa sebanyak 320 siswa dari 5.438 peserta harus mengikuti UNBK susulan yang dijadwalkan 19 April mendatang,”ujarnya.

Dikatakan Karsono, hal itu disebabkan saat mengerjakan soal mata pelajaran Teori Kejuruan, 6 April kemarin, soal ujian tidak muncul sempurna di layar komputer. Soal mata uji untuk kejuruan yang tidak muncul soalnya tersebut, yaitu agribisnis tanaman perkebunan (ATP), perbankan, rekayasa perangkat lunak (RPL), teknik audio visual (TAV) dan penanganan kesehatan ternak.

Atas kondisi tersebut, legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini menyarankan perlu sinergitas yang baik antara sekolah dan pemerintah. Hal itu mengingat pelaksanaan UN dua tahun ini, dari hasil evaluasi Komisi E DPRD Jateng di beberapa daerah, banyak temuan yang membuat UNBK masuk kategori kacau, mulai dari permasalahan listrik padam, komputer tidak berfungsi, dan mengenai pengawasan, termasuk soal yang tidak muncul.

“Sinergitas yang baik harus ditingkatkan, termasuk evaluasi persoalan tidak munculnya soal mata uji kejuruan yang disebabkan oleh jaringan internet yang tidak sama, spesifikasi komputer yang berbeda dan jenis mata pelajaran tertentu yang disusun oleh direktorat terkait (ada yang gambar, grafik, tulisan saja) sangat memungkinkan tampilan yang tidak sama, ini kan membuktikan ada kelemahan dalam koordinasi dan sinergitas,”paparnya.

Selain seputar jaringan internet, Karsono menilai perlunya ada kesiapan sarana dan prasarana untuk menunjang UNBK, salah satunya adalah penyediaan fasilitas listrik yang memadai. “Sudah dua tahun ini, kendala teknis yang selalu muncul adalah pemadaman listrik dan menyulitkan sekolah yang tidak memiliki genset, ini kedepan jangan sampai terulang, sudah beberapa kali pelaksanaan UNBK kok masih saja banyak persoalan,”pungkasnya.

Sebagai informasi, pelaksanaan UNBK di Jepara baru-baru ini menemukan ada sekolah yang mengalami ganguan soal tidak mencul semua. Dari empat puluh soal, ada yang hanya mencul sepuluh, hingga 20 item saja. Hal serupa dan mirip juga terjadi di beberapa SMK di Kabupaten Semarang, seperti SMK 1 Bawen, SMK Bina Nusantara dan SMK Telkom.

sumber : pks.id

Posting Komentar

 
Top